Rabu, 04 Agustus 2010


BINTEK KURIKULUM DEVERENSIASI CIBI
(Tarakan - kalimantan Timur)

Pemaparan Kurikulum Aksel-CIBI SD Bina Insani
Kurikulum diverensiasi siswa CIBI dengan meningkatan KD 3 level diatas KD siswa reguler berdasarkan taksonomi Bloom


Seminar Manajemen CIBI - Hotel Borobudur
Populasi anak Cerdas Istimewa dengan IQ > 130 hanya 2%
+- 2 juta anak Cerdas Istimewa


KUNJUNGAN KE TAMAN GEMATI - G. SALAK

Kunjungan wisata ilmiah ke Taman-Kebun Gemati Cidahu Sukabumi lembah Gn. salak Alm. Bp. Brigjen Graito Yudho Husodo bersama Direksi ( P. Sudirman, P. Muhidayat) serta guru-guru mata pelajaran Sains SD - SMA
Sangat menarik, inspiratif, menantang dan penasaran.

Selasa, 03 Agustus 2010

http://nadhirin.blogspot.com/2009/03/manajemen-perserta-didik-dalam.html

Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Kreativitas Anak

Banyak kalangan yang belum puas dengan kualitas pendidikan di negara kita. Tentunya kita tidak jarang mendengarkan ungkapan-ungkapan seperti: “pendidikan negara kita belum berkualitas”, “pendidikan di Indonesia telah tertinggal jauh dari negara-negara lain”, “kapan kita akan maju kalau pendidikan kita berjalan di tempat”, dan lain sebagainya.

Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa suatu sistem pendidikan dapat dikatakan berkualitas, apabila proses kegiatan belajar-mengajar berjalan secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak dan sebaik mungkin melalu proses belajar yang berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan menghasilkan hasli yang bermutu serta relevan dengan perkembangan zaman. Agar terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan efisien, maka perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidiakn yang mampu membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan mutu pedidikan yang optimal, diharapkan akan menghasilkan keungugulan smber daya manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang secara pesat.

Untuk dapat mencapai sebuah pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pedidikan yang mampu memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Di antaranya adalah manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Masih banyak kita temukan fakta-fakta di lapangan sistem pengelolaan anak didik yang masih mengunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan tentunya kurang mmberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan meguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya. Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang selalu berubah.

Perubahan kualitas yang seimbang baik fisik maupun mental merupakan idikasi dari perkambangan anak didik yang baik. Tidak ada satu aspek perkambangan dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh itu tidaklah salah bila teori kecerdasan majmuk yang diutarakan oleh Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkambangan anak didik yang bervariasi.

Maka penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah "didik" atau "mendidik" yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan "pendidikan", merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pdidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalu sebuah proses pengajaran diberikan. Dan sudah mafhum bahwa peserta didik memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara pesrta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Para pendidik dan lembaga pendidikan harus menghargai perbedaan yang ada pada mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan bermazhabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik dan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kebutuhan akan kreativitas tampak dan dirasakan pada semua kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas akan terkait dengan empat aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan produk. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya. Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi, memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan Tradisional Konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan yang dimiliki oleh mereka.

Undang-undang No.20 tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi " warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus". Baik secara tersurat ataupun tersirat UU No.20 tersebut telah mengamanatkan untuk adanya pengelolaan pelayanan khusu bagi anak-anak yang memiliki bakat dan kreativitas yang tinggi.

Pengertian dari pendidikan khusus disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Siswa berbakat di dalam kelas mungkin sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih maju. Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi kurikulum. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang membantunya mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka saat ini haruslah diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang mempunyai potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda, atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar menurut kecepatannya sendiri.

Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas.

Suatu yang tidak terbantahkan jika masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin mengglobal. Tetapi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum mempersiapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah.

Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan bangsa.

Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.

Merupakan suatu tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains, teknologi, olahraga, seni dan budaya. Amin

Daftar Pustaka
_________ Depdikanas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Tilaar, Manajemen Pendidikan nasional ; Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
Munandar, Utami, Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, Jakarta : PT. Gramedia Pusataka Utama, 1999.
Husen dan Torsten, The Learning Society : Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 1995.
Syah,Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Terbaru, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1999.
Gordon Dryden dan Jeannette Voss, Revolusi Cara Belajar bag.1, Bandung : Kaifa 2000

http://kelas-inklusi.blogspot.com/

PROBLEM BASED LEARNING untuk GIFTED CHILD?


Minggu-minggu ini kami sibuk hunting sekolah lanjutan untuk Entong anakku semata wayang.

Sebelum kuceritakan lebih lanjut model sekolah gifted untuk sekolah lanjutan di Belanda ini, kuceritakan dahulu model pendekatan pendidikan anak-anak gifted SD.

Pendidikan sekolah dasar di Belanda menganut dua system, yaitu sekolah regular – dan sekolah khusus (SLB). Sekolah reguler Belanda menganut sistem pendidikan dengan pendekatan adaptif, yaitu memberikan perhatian pada keunikan setiap anak dan tawaran pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan demkikian ia melayani pendidikan inklusi, yaitu menerima anak-anak special needs belajar bersama dengan anak-anak “nonmal” lainnya. Special needs yang diterima si SD reguler ini adalah: ADHD, Austime spectrum disorder, Gifted, dan Disleksia. Sekalipun ke empat bentuk special needs itu sudah ada UU nya bahwa ia boleh masuk dalam sekolah reguler, pihak sekolah juga masih menerima anak-anak Down Syndrom, cacat primer seperti tuli ( yang sudah terlatih dengan hearing aids) dan gangguan penglihatan. Juga anak-anak dengan inteligensia borderline.

Mereka yang special needs akan mendapatkan metoda pendidikan khusus dan layanan kebutuhan pembelajaran khusus. Misalnya yang disleksia akan mendapatkan remedial teaching, kompensasi waktu (lebih lama) dan fasilitas lain seperti pita rekaman saat harus membaca, reading pen, dan komputer. Bagi yang mengalami gangguan motorik halus tidak bisa menulis dengan baik, maka ia boleh menggunakan komputer. Bagi anak yang mengalami gangguan cacat primer seperti gangguan pendengaran dan penglihatan, juga diberi kemudahan fasilitas. Untuk anak-anak gifted juga dilayani giftednessnya dengan memberikan pengkayaan, percepatan, dan pendalaman.

Semua anak dalam sekolah reguler ini haruslah mempunyai inteligensia normal ke atas. Pendekatan pendidikan yang diutamakan adalah pendekatan keharmonisan tumbuh kembang. Karena itu untuk anak-anak gifted lebih diutamakan masuk ke sekolah reguler bukan sekolah khusus anak gifted. Kelak saat di sekolah lanjutan anak-anak ini akan masuk ke dalam sekolah khusus. Walaupun begitu ada tiga bentuk sekolah untuk anak-anak gifted ini di tingkatan sekolah lanjutan.

1) Model sekolah yang menempatkan anak-anak gifted bersama anak-anak lain hingga dua tahun lamanya (dg pendekatan inklusi), baru di tahun ke tiga ia dipisahkan masuk sekolah khusus (gymansium & athenium). Bentuk sekolah bersama-sama sampai dua tahun disebut brugklas (kelas jembatan).


2) Model sekolah yang langsung dari sekolah dasar masuk ke sekolah khusus gifted, disebut gymnasium dan athenium. (Gymnasium menekankan pada bahasa dan ilmu2 sosial, athenium menekankan pada sains dan matematika). Atau kombinasi keduanya.


3) Model sekolah khusus gifted Xtra. Bentuk ini adalah model baru yang tengah dikembangkan oleh pemerintah Belanda, dengan pendekatan teori multifactor dari Kurt Heller (lihat: TEORI GIFTEDNESS ) .
Artinya ada delapan bidang ketrampilan yang perlu pengolahan. Mana yang terkuat dikembangkan, mana yang lemah dibantu agar bisa juga berkembang. Karena setiap anak dianggap mempunyai keunikan individu, maka dalam satu kelas dibuka system pendidikan yang sangat berdiferensiasi dalam materi. Untuk masuk kesini ditutut anak-anak dengan kecepatan pikir, kreativitas dan ketahanan yang tinggi.
Pelajaran diberikan secara mandiri, individual, dan menggunakan pendekatan problem based learning.

Problem based learning di Belanda dikenal sebagai pendidikan dengan pendekatan projek (project onderwijs). Kepada anak-anak ini diberi tugas yang harus dipecahkan melalui riset, kepustakaan, dan melaporkannya dalam bentuk makalah. Pokok bahasan, mereka boleh memilih sendiri mana yang menjadi minatannya. Jadi disini juga ditekankan pada konsep kebebasan, kemandirian, tetapi harus bertanggung jawab akan keberhasilan tugas. Dengan begitu dituntut ketahanan kerja yang tinggi.

Secara teoritis pendekatan model seperti ini (no 3) adalah pendekatan yang paling ideal untuk seorang anak gifted yang memang selalu mendahulukan berpikir secara konsep. Ia bisa langsung menyalurkan pemikiran-pemikirannya.


Melihat kenyataan no 3, sebagai orang tua anak-anak gifted, pada awalnya banyak yang tertarik pada pendekatan seperti ini. Ideal.
Namun melihat kenyataan lagi, bahwa anak-anak gifted adalah populasi yang beragam. Keragaman bisa terjadi sebagai akibat dari banyak hal. Bisa dilihat lagi Konsep giftedness Kurt Heller.

Semakin tinggi inteligensia si anak, akan juga terjadi ketidak sinkronan perkembangan. Ada yang perfeksionisme luar biasa akibatnya menekan potensi kreativitasnya. Ada yang sangat kreatif tetapi kurang presisi karena perfeksionismenya dihantam oleh kreativitasnya. Ada yang kadang perfek kadang kreatif sehingga susah ditebak…

Ada yang terfokus pada satu masalah, masalah lain tidak digubris.

Berbagai masalah disinkronitas ini akan mewarnai bagaimana ia dapat bekerja dalam sebuah proyek problem based learning, bagaimana reaksi anak-anak ini dalam bekerja? Bisa diperkirakan. Bagaimanapun ia seorang anak gifted tetap membutuhkan bimbingan terstruktur dan kombinasi kekebasan. Menurutku kebebasan dengan menekankan pada tanggung jawab, tetapi tanpa struktur sama sekali ... ah... saya masih tidak tega. Bagaimana dengan masalah adiministrasinya? Sekalipun ada portfolio pasti repot banget...Karena setiap anak mempunyai pekerjaan yang berbeda...
2 comments

Rabu, 28 Juli 2010

http://asosiasicibinasional.wordpress.com

PROGRAM AKSELERASI

Beberapa sekolah menginformasikan tentang adanya upaya untuk menutup program aksel di tempat mereka. Ada yang mengajukan alasan penerapan SKS sehingga otomatis yang pintar bisa cepat selesai. ada pula yang mengajukan alasan sekolahnya udah SBI/RSBI yang pembelajaran MIPA juga menggunakan bahasa inggris dan berbasis IT seperti ketentuan di aksel..

Dirjen Mandikdasmen uji kemampuan anak CI+BI

Dirjen Mandikdasmen uji kemampuan anak CI+BI

Lalu bagaimana aksel ke depan. Kalau kita lihat UU no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jelas-jelas menyatakan bahwa anak cerdas/berbakat istimewa berhak mendapatkan pendidikan khusus.

Sampai ini belum ada rumusan yang jelas…seperti apa yang dimaksud dengan pendidikan khusus itu. Dari sisi ini sebenarnya program aksel yang sekarang berjalan dapat dianggap memiliki kekhususan, yaitu dikelompokkan berdasarkan tingkat IQ serta menyelesaikan pendidikan lebih cepat daripada reguler.

Tapi…yang berjalan sekarang pun, terus diobok-obok dengan alasan inklusivitas dan ketidakseimbangan pengembangan diri karena terlalu fokus pada kemampuan akademik. belum lagi ada tulisan di sebuah blog yang menyatakan….”tutup akselerasi..masukan ke program inklusi.

Padahal kalau dilihat di lapangan, lebih banyak anak-anak aksel yang bisa bersosialisasi dengan teman-teman lainnya secara baik. Jadi kenapa mereka harus dianggap tidak baik. kalaupun memang ada yang kurang baik, mari kita sama-sama benahi.

Bukan mau anak-anak ini menjadi anak CI+BI, tetapi karena anugerah Allah SWT, mereka memiliki kemampuan itu. tapi dengan perkembangan yang terjadi belakangan ini, mereka seperti makhluk yang tidak boleh hidup tenang di bumi Indonesia. padahal mereka sudah banyak menyumbang bagi kehormatan negeri ini melalui ajang-ajang olimpiade dan sebagainya.

Mari selamatkan mereka…agar sumber daya terbaik bangsa ini tak jadi merana atau pergi yang kadang tak mau kembali.

SELAMATKAN ANAK CI-BI INDONESIA.

Salam.

Amril Muhammad


Jumat, 21 Mei 2010

Tips CI+BI

Merangsang Kecerdasan Anak

Orang tua mana yang tidak ingin anaknya cerdas. Namun, yang masih menjadi pertanyaan, apa saja yang dibutuhkan si kecil agar pertumbuhan otaknya menjadi optimal ?

Otak merupakan benda yang paling vital dalam tubuh. Organ ini mengatur seluruh bagian dalam tubuh diantaranya gerakan motorik, pengaturan suhu tubuh, pengaturan tekanan darah, sekresi hormon,pernapasan, emosi dan berbagai macam kegiatan manusia.

Berbagai proses dalam otak itu yakni peenambahan sel (poliferasi), perpindahan sel (migrasi), perubahan sel (differensiasi), pembentukan system jalinan saraf antara satu dengan lainnya (sinaptogenesis) dan pembentukan selubung saraf (mielinisasi).
Yang penting dicatat, organ ini tumbuh secara luar biasa pada masa anak-anak. Sampai pada usia 2 tahun berat otak akan mencapai 75% otak dewasa. Menurut dr. Hartono Gunadi, Sp.A, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, sampai dengan bayi berusia 2 tahun, pertumbuhan dan perkembangan otak anak telah mencapai 90%.

Factor yang paling penting untuk pembentukan otak adalah factor nutrisi untuk mendukung pembentukan sel-sel otak. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap kehidupan annak, Anda perlu tahu nutrisi seperti apa yang berperan dalam pembentukan otak sang buah hati, mulai dari dalam kandungan hingga remaja.

Masih ada lagi hal yang penting pada proses pertumbuhan seorang anak, yakni proses tumbuh kembang. Makna pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi dalam tingkat sel, organ atau individu.
Sedangkan perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ ataupun individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.
Yang jelas, untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, Anda harus mengetahui factor dan aspek apa saja yang mempengaruhinya.

PERANAN NUTRISI
Cikal bakal otak mulai terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa lempeng saraf, berubah menjadi tabung saraf pada minggu keempat dan mulai terbentuk otak besar, batang otak, otak kecil dan medulla spinalis pada minggu kelima kehamilan.

Setelah bayi lahir, maka usia yang paling penting dalam pertumbuhan otak adalah 0-2 tahun. Periode tersebut penting karena masa ini adalah periode emas. Dalam periode inilah terjadi perkembangan saraf otak yang tercepat, khususnya mielinisasi. Selanjutnya memang terus terjadi perkembangan hingga usia 5 tahun, namun tidak secepat pada usia sebelumnya. Dalam masa ini maka yang terjadi adalah pengorganisasian perkembangan dan hubungan antar jaringan (impuls) otak.

Factor nutrisi berperan mulai dari kandungan, jadi seorang ibu yang hamil harus memperhatikan asupan gizi, bukan hanya untuk dirinya, juga untuk sang janin. Yang harus diperhatikan adalah protein dan asam lemak esensial.

Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Setelah bayi lahir, kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI Eksklusif sejak hari pertamanya sampai usia 6 bulan. Tapi setelah proses menyusui terlampaui, Anda harus memikirkan nutrisi sang anak.

Bagi Anda yang tak dapat menyusui anak karena sesuatu hal, pemilihan nutrisi untuk bayi harus dipertimbangkan dengan matang, demi perkembangan kecerdasannya. Nutrisi yang diyakini dapat meningkatkan kualitas otak anak adalah asam lemak DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat). Asam lemak ini merupakan asam lemak esensial, artinya tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga harus ditambah dari luar.

FAKTOR PENDUKUNG
Setelah otak seorang anak terbentuk, maka ada berbagai factor yang mempengaruhi perkembangannya. Teramat sayang bila anak Anda sudah memiliki sel-sel otak yang berkualitas, namun dibiarkan tanpa didukung perkembangannya.

Factor pendukung antara lain perhatian dan kasih sayang orang tua dan lingkungannya yang berpengaruh bagi aspek emosi. Mulai dari kontak fisik, sentuhan, belaian dan nyanyian.

Factor yang tak kalah pentingnya yaitu kebutuhan mental, misalnya proses pembelajaran, agama dan kepribadian. Factor pendukung inilah yang dapat menjadi stimulasi bagi perkembangan otak anak, juga akan mengaktifkan sel otak anak Anda sehingga perkembangannya akan lebih terpacu.
Stimulasi ini penting sekali, sebab, jaringan saraf otak akan hilang dengan sendirinya apabila jarang atau tidak pernah sama sekali mendapat stimulasi.
Stimulasi pada anak dapat diterima melalui sentuhan, pendengaran, penglihatan, pengecapan yang kesemuanya sudah dapat diproses sejak bayi baru lahir. Pemprosesan informasi atau stimulasi dari luar tergantung dari takaran dan derajat stimulasi yang diterima serta kemampuan si anak memproses stimulasi tersebut.

Interaksi orangtua dengan penuh kasih sayang dapat merangsang imajinasi dan gagasan kreatif anak. Stimulasi dapat dimulai dari dalam kandungan. Contohnya, si ibu yang hamil bisa mendengarkan musik sambil mengelus perutnya.
Contoh lain stimulasi setelah anak lahir adalah dengan bercerita atau mendongeng. Mendongeng selain dapat mengajarkan kata-kata, juga dapat menjadi simbolisasi pendidikan. Misalnya bagaimana berbuat baik dan bagaimana memecahkan suatu masalah.
Kemudian permainan juga merupakan stimulasi yang sangat tepat bagi anak. Usahakan memberi variasi permainan dan sangat baik kalau orangtua melibatkan diri secara langsung dalam permainan. Perlu diingat juga, jangan selalu melarang anak melakukan aktivitas sepanjang tidak berbahaya.

sumber: http://info.balitacerdas.com

Sekolah CI+BI

Berdasarkan data terbaru (28 juli 2009) yang ada pada Asosiasi CI+BI Nasional, ada 318 sekolah penyelenggara program CI+BI (Aksel) yang ada di 27 propinsi di Indonesia.sekolah itu terdiri dari: 66 SD, 123 SMP, 3 MTs, 119 SMA, dan 7 MA.

Profil sekolah-sekolah yang memberi pelayanan pendidikan kepada anak cerdas/berbakat istimewa, dapat diakses dengan cara gabung menjadi sahabat Asosiasi CI BI melalui facebook.

Program yang diselenggarakan di sekolah-sekolah tersebut, disebut dengan program akselerasi. Sejak tahun 2007, layanan untuk anak CI/BI tidak hanya dalam bentuk percepatan, tetapi lebih diarahkan pada pengayaan dan pendalaman. dengan demikian diharapkan kompetensi keilmuan yang dimiliki anak CI/BI akan tampak perbedaan yang signifikan dengan anak normal, bukan sekedar lebih cepat menyelesaikan studi dalam waktu 2 tahun (SMP/SMA) atau 5 tahun (SD).

Kamis, 20 Mei 2010


Mendidik Anak Cerdas + Berbakat Istimewa


Mengembangkan kecerdasan majemuk anak merupakan kunci utama untuk kesuksesan masa depan anak. Apa itu kecerdasan majemuk ? Sebagai orang tua masa kini, kita sering kali menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Kita ingin mereka menjadi juara dengan harapan ketika dewasa mereka bisa memasuki perguruan tinggi yang bergengsi. Kita sebagai masyarakat mempunyai kepercayaan bahwa sukses di sekolah adalah kunci utama untuk kesuksesan hidup di masa depan.

Pada kenyataannya, kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain golf) adalah beberapa dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sangat berhasil di bidangnya. Kemudian di sinilah muncul pertanyaan sebagai berikut :

Kalau IQ ataupun prestasi akademik tidak bisa dipakai untuk meramalkan sukses seorang anak di masa depan, lalu apa ? Apa yang harus dilakukan orang tua supaya anak-anak mempunyai persiapan cukup untuk masa depanya ?

Kemudian jawabannya adalah :
Prestasi dalam kecerdasan majemuk (multiple Intelligence)dan bukan hanya prestasi akademik. Kecerdasan majemuk Kemungkinan anak untuk meraih sukses menjadi sangat besar jika anak dilatih untuk meningkatkan kecerdannya yang majemuk itu. Membangun seluruh kecerdasan anak adalah ibarat membangun sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pulalah tenda itu berdiri.

Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol. Albert Einstein, beliau sangat terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan yang luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni arsitektur, matematika, dan fisika.

Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup lagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menentukan perkembangan kecerdasan seorang anak. Jadi untuk menjamin anak yang berhasil, kita tidak bisa menggantungkan pada sukses sekolah semata. Kedua orang tua harus berusaha sebaik mungkin untuk menentukan dan mengembangkan sebanyak mungkin kecerdasan yang memiliki oleh masing-masing anak.

Jangan Salah Tangani Anak Cerdas
KOMPAS Indira Permanasari S
Jumat, 31 Juli 2009 | 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurangnya pelayanan pendidikan yang tepat bagi anak cerdas dan berbakat istimewa berarti penelantaran terhadap potensi individu. Padahal, anak-anak cerdas dan berbakat istimewa mempunyai hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan sesuai kebutuhan mereka.

Hal itu dikemukakan Dekan Fakultas Psikologis Universitas Muhammadiyah, Tulus Winarsunu, Jumat (31/7). "Kalau tidak tersedia penanganan yang tepat, sekolah bisa menelantarkan potensi individu," ujarnya.

Anak cerdas dan berbakat istimewa yang tidak mendapatkan pendampingan yang tepat dapat berujung kepada perilaku negatif. Dia tetap pintar, cuma produknya yang berubah. Anak cerdas penggemar program komputer misalnya, malah iseng menciptakan virus pengganggu, ujarnya.

Saat ini, sekolah umum kesulitan mendampingi mereka karena sistem yang terlalu mekanistik, terjadwal, bersistem kelas besar, dan berorientasi menyelesaikan materi. Di tengah kondisi demikian, minimal sekolah harus berupaya mengadakan penilaian terhadap anak cerdas dan berbakat istimewa tersebut dan memberikan pengayaan.


Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa Berhak Berpendidikan Khusus!
KOMPAS Indira Permanasari S
Selasa, 28 Juli 2009 | 17:49 WIB

ARUM TRESNANINGTYAS DAYUPUTRI/KOMPAS
Ilustrasi: Berdasarkan asas keadilan, anak-anak cerdas dan berbakat yang biasanya ber-IQ di atas 125 berhak atas pelayanan pendidikan yang khusus agar dapat mengembangkan seluruh potensinya.
TERKAIT:

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan asas keadilan, anak-anak cerdas dan berbakat yang biasanya ber-IQ di atas 125 berhak atas pelayanan pendidikan yang khusus agar dapat mengembangkan seluruh potensinya. Pembangunan bangsa juga membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pengembangannya memerlukan orang-orang berotak cemerlang.

Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia era 1978 sampai 1983, Prof Dr Daoed Joesoef, dalam seminar bertajuk "Sejuta Anak Indonesia Cerdas dan Berbakat Istimewa, Apa yang Kita Perbuat Untuk Mereka?" yang diselenggarakan oleh harian Sinar Harapan dalam rangka HUT-nya yang kedelapan, Selasa (28/7) di Jakarta.

Hanya saja, pelayanan pendidikan bagi anak cerdas berbakat istimewa melalui pendidikan khusus merupakan investasi yang sangat besar. Padahal, dana pemerintah terbatas dan jumlah peserta didik yang harus dilayani juga sangat besar, yakni lebih dari 50 juta siswa di seluruh Indonesia.

Daoed berpandangan, jika pemerintah menginginkan adanya sekolah khusus bagi mereka, penerapan pendidikan khusus tersebut tidak dapat sembarangan dan harus disertai berbagai pertimbangan. Sejumlah pertimbangan yang harus dipikirkan antara lain kriteria anak berbakat yang berhak mendapatkan pendidikan khusus tersebut, model pembelajaran, ketersediaan guru berbakat, serta tujuan pendidikan itu sendiri, apakah anak sebagai individu atau warga negara dengan berbagai tanggung jawabnya bagi masyarakat kelak.

"Yang terpenting mereka jangan dijadikan instrumen politik pemerintah, itu bisa sangat merusak," ujarnya.

Indikator Anak Cerdas + Berbakat Istimewa

Orang tua mana yang tak ingin punya anak berbakat? Bagaimana, sih, cara mendeteksi bakat si cilik? “Anak sulung saya luar biasa aktif. Dia juga pintar dan suka sekali bertanya. Kadang, pertanyaannya bikin kami kewalahan. Teman-teman saya bilang, si sulung termasuk anak berbakat,” tutur Andika, ayah dua anak tentang putra sulungnya yang berusia 4 tahun. Banyak orang dengan mudah menyimpulkan si A, si B, atau si C anak berbakat. Entah karena ia selalu jadi juara kelas, juara lomba, dan sebagainya. Bahkan, anak yang belum pernah menunjukkan prestasinya di bidang tertentu pun, sering dikatakan anak berbakat. Misalnya, suaranya merdu saat menyanyi. Sebenarnya, seperti apa sih, yang dimaksud anak berbakat?

Beda Pintar & Berbakat

Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak pintar. “Bakat berarti punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu,” jelasnya. Tapi meski tekun namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat. “Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan musik sehebat apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan berkembang.” “Sebaliknya, jika anak berbakat tapi lingkungannya tak menunjang, ia pun tak akan berkembang.” Soal bakat musik tadi, misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat musik, bakatnya akan terpendam,” jelas guru besar tetap Fakultas Psikologi UI ini.Pada anak hiperaktif, jelasnya,”Konsentrasinya kurang terfokus. Jadi, hanya gerak fisiknya yang aktif tapi tak menunjukkan kelincahan intelektual. Aktivitasnya pun sering tanpa tujuan.” Kendati dia suka bertanya, tapi tak berkonsentrasi pada jawabannya. Konsentrasinya mudah buyar jika ada hal lain yang menarik perhatiannya. Lain hal dengan anak berbakat. “Jika ia lari ke sana-sini, pasti ada tujuannya. Jika ia tertarik pada sesuatu, ia akan duduk diam dalam waktu yang lama, asyik sendiri mengerjakan sesuatu,” terang Ketua Yayasan Indonesia untuk Pendidikan dan Pengembangan Anak Berbakat ini.

Perkembangan Lebih Cepat

Bakat anak, lanjut Utami, berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, intuisi. Sedangkan belahan yang kiri untuk kecerdasan. Nah, anak berbakat umumnya menunjukkan IQ di atas rata-rata, yaitu minimal 130. “Namun tak berarti anak dengan IQ rata-rata, yaitu 90-110, tak akan berbakat,” tukas Utami. Anggapan orang bahwa IQ menetap seumur hidup, menurutnya, sama sekali tak benar. “Ada, kok, anak yang sebelumnya ber-IQ di bawah rata-rata, tapi dengan stimulasi dan pendekatan yang baik bisa berubah jadi di atas rata-rata,” paparnya.

Tapi IQ bukan satu-satunya yang menentukan seorang anak disebut berbakat atau tidak. Masih ada faktor lain lagi, yaitu CQ atau kreativitas, yang juga harus di atas rata-rata, minimal 250. Selain itu, tambah Utami, “Ia juga harus memiliki task commitment, yakni kemampuan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi. Jadi, ada keinginan dan ketekunan untuk menyelesaikan sesuatu.”

Nah, untuk mendeteksi apakah seorang anak berbakat atau tidak, menurut Utami, bisa dilihat dari perkembangan motoriknya. Anak berbakat, perkembangan motoriknya lebih cepat dibanding anak biasa. Entah dalam berbicara, berjalan, maupun membaca. Misalnya, umur 9 bulan sudah bisa jalan (normalnya, usia 12,5 bulan). Selain itu, ia juga cepat dalam memegang sesuatu dan membedakan bentuk serta warna. Untuk kemampuan membaca, kadang anak berbakat memperolehnya dari belajar sendiri. Yaitu dari mengamati dan menghubung-hubungkan. Misalnya dari memperhatikan lalu-lintas, teve, atau buku.

Anak berbakat juga senang bereksplorasi atau menjajaki. “Jadi, kalau ia mempreteli barang-barang, bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya,” terang Utami. Tentang rasa ingin tahu yang tinggi ini, terangnya lebih lanjut, memang pada umumnya dimiliki anak kecil. Hanya, pada anak berbakat, cara mengamatinya lebih kental dibanding anak-anak biasa. Hal lain yang menjadi karakteristik anak berbakat ialah bicaranya bisa sangat serius. Pertanyaannya sering menggelitik dan tak terduga. Kadang ia tak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain.

Pentingnya Stimulasi Lingkungan

Action !!

Action !!

Meski demikian, Utami menyarankan orang tua tak lantas mudah melakukan generalisasi. “Mentang-mentang perkembangan motorik anaknya lambat, lantas dikira tak berbakat. Belum tentu, lo,” katanya. Sebab, perkembangan setiap anak berbeda. Ada yang cepat dalam perkembangan bicara dan bahasanya tapi motoriknya lambat, dan sebagainya. “Bisa saja terjadi, anak yang dulu perkembangan bicaranya lambat, ternyata ketika besar menjadi sarjana sastra yang terkenal,” ujarnya. Dengan kata lain, meski perkembangannya lambat, bisa saja nantinya ia berkembang menjadi anak berbakat dan mengejar ketinggalannya. Hanya saja, hal itu tak akan terjadi dengan sendirinya. “Semuanya tergantung dari lingkungan. Bagaimana stimulasi lingkungan akan sangat mempengaruhi perkembangan bakat anak,” tukas Utami. Semakin dini orang tua memberikan stimulasi, akan semakin baik. Misalnya, dengan mengajak anak bercakap-cakap sejak ia masih bayi. “Banyak orang tua menganggap, bayi belum mengerti apa-apa sehingga belum perlu diajak bicara.”

Padahal, mengajak anak sering-sering berbicara sangat perlu. “Itu akan merangsang perkembang bahasanya dan berarti membuatnya terangsang untuk berbicara,” tutur Utami. Begitu juga untuk mengembangkan keinginan anak akan eksplorasi. Sejak usia bayi hal ini sudah dapat dilakukan. Misalnya, tempat tidur bayi tak dibiarkan kosong melompong, tapi “diisi” dengan mainan gantung yang dapat merangsangnya. “Sesekali, dekatkan benda-benda yang terang ke dekat matanya agar ia bisa melihat jelas atau menyentuhnya. Ini sama dengan melatih koordinasi antara tangan dan matanya,” kata Utami. Selain itu, tambah pakar kreativitas ini, beri ia kesempatan untuk melatih berbagai keterampilannya. Saat membacakan cerita, misalnya, “Orangtua tak melulu membaca tapi juga mengajukan pertanyaan agar si anak terbiasa berpikir kreatif.”

Cukup Alat Sederhana

Sarana dan prasarana pendidikan di rumah yang memungkinkan bakat si anak tercium, tentu saja perlu. Buku bacaan, alat musik/olahraga, atau mainan edukatif, sangat penting. Dari benda-benda itulah, akan terlihat ke mana bakat si anak. Apakah pada musik, olahraga, teknik, atau intelektual. “Dari situ juga akan terlihat derajat besarnya bakat tiap anak.” Memang, aku Utami, tak semua orang mampu membeli alat-alat musik yang mahal. Untuk mendeteksi bakat musik, tak perlu punya piano. “Cukup dengan radio atau teve. Dari cepatnya si kecil menghapal nyanyian bahkan untuk melodi yang sulit-sulit, itu sudah menunjukkan bakatnya,” terang penulis buku Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah ini. Selain itu, asalkan orang tua kreatif, alam pun sudah menyediakan berbagai sarana. Misalnya, membuat mainan dari biji-bijian atau dedaunan. “Sebaiknya dalam melakukan permainan, orang tua juga ikut terjun bermain. Sehingga anak dapat menikmati kegiatan itu dan mempunyai kepercayaan diri untuk mengembangkannya,” kata Utami.

Perlakuan Khusus

Setelah bakat anak ditemukan, orang tua seyogyanya memberi peluang pada anak untuk mengembangkan bakatnya. Yakni, dengan menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan bakat itu. Seperti sudah disinggung di atas, sekalipun seorang anak berbakat namun lingkungannya tak mendukung, maka ia tak akan berkembang. “Memang anak berbakat akan belajar lebih cepat dan melakukan segala sesuatu lebih baik ketimbang anak biasa, sehingga tampaknya tak perlu mendapatkan perhatian khusus. Padahal, tidak demikian,” kata Utami. Setiap anak, lanjutnya, entah ia berbakat atau tidak, punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang menarik dan menantang. Tapi karena kebutuhan, minat, dan perilaku yang “lebih” dibanding anak lainnya, mau tak mau, anak berbakat harus mendapatkan pengarahan khusus. Hanya, Utami mengingatkan, jangan sampai perlakuan khusus itu merugikan. Baik bagi si anak itu sendiri maupun anak lain. Misalnya, orang tua sering menonjol-nonjolkan anaknya yang berbakat dibanding anaknya yang lain.

“Dampak buruknya, ego si anak semakin menghebat dan bisa juga ia rasakan sebagai beban. Sebab, seperti anak-anak lainnya, ia pun punya masalah emosional,” terangnya. Sebaliknya bagi anak lain, bisa timbul rasa persaingan antara saudara. “Kok, dia melulu yang dipuji?” Karena itu, Utami menganjurkan orang tua bersikap tak menunjukkan si berbakat itu istimewa, tapi lebih pada memberikan rangsangan-rangsangan istimewa. Sebetulnya, yang paling penting dilakukan orang tua, kata Utami, “Mencoba menemukan bakat pada setiap anaknya karena masing-masing anak punya kekuatan tersendiri sehingga anak tak perlu merasa iri satu sama lain.” Nah, tunggu apalagi? Semakin cepat dan semakin sering kita memberi rangsangan pada si kecil, bakat terpendamnya pun akan segera kita temukan.

Ciri-ciri Intelektual/Belajar

Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

Ciri-ciri Kreativitas

Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

Ciri-ciri Motivasi

Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Share on Facebook

24 September 2008 12:00 pm | Orang Tua and Tumbuh Kembang

CIRI ANAK CERDAS DAN BERBAKAT



Anak-anak gifted bukanlah anak dengan populasi seragam, ia mempunyai banyak variasi, baik variasi pola tumbuh kembangnya, variasi personalitasnya, maupun variasi keberbakatannya. Semakin tinggi perkembangan inteligensianya, maka akan terjadi deskrepansi (perbedaan) di berbagai domain perkembangan. Deskrepansi ini bukan saja akan menyangkut perkembangan dalam individu, tetapi juga akan menyangkut perkembangan antar individu. Kondisi inilah yang sering membawa berbagai kesulitan pada anak-anak gifted dan sering salah terinterpretasi (Silverman, 2004)

Anak cerdas (brigth/higt achiever) berbeda dengan dengan anak CI+BI (gifted) dan anak-anak cerdas tidak bisa dimaksukkan ke dalam kelompok gifted karena mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Sekalipun mereka juga memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, namun kemampuan mereka dalam analisis, abstraksi dan kreativitas tidak seluar biasa anak-anak CI+BI. Beberapa ciri anak berbakat dapat ditunjukan oleh prilaku berikut di bawah ini :

  1. KEMAMPUAN INTELEKTUAL/BELAJAR TINGGI

  2. Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi. Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

  3. KREATIF

  4. Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya. Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

  5. MEMPUNYAI MOTIVASI YANG TINGGI

  6. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya). Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal. (sumber : gifted jabar)




10 Website Terbaik Bidang Ilmu Pengetahuan
Anda mencari website tentang ilmu pengetahuan, siapa tahu anda punya tugas kuliah yang tidak bisa diselesaikan dengan meminjam buku karena referensinya kurang, nah ini mungkin jawabannya.disini ada 10 situs yang sebenarnya bukan situs besar, tapi memiliki kedalaman materi menyangkut sains. Untuk lebih kelasnya baca dibawah ini :

1. nationalgepgraphic.com
Pengguna web disarankan untuk tidak melewatkan situs ini. Bukan hanya informasi mengenai kehidupan bumi saja, tetapi juga menampilkan data-data yang mencengangkan, informatif, serta ditulis secara ilmiah.

2. flashearth.com
Google Earth tidak hanya pilihan bagi Anda untuk melihat tampilan satelit dan peta global. Satu persatu, citra satelit mengenai cuaca bumi yang diperbarui setiap hari, ditampilkan dan menggunakan animasi flash.

3. Times Online: Environment
Berdampingan dengan halaman The Times’s Science, berita dan feature di timesonline.co.uk/tol/news/environment begitu berkualitas bagi semua orang yang tertarik dengan jurnal lingkungan, dengan pengkhususan pada laut, kehutanan, alam, dan materi lain.

4. vimeo.com
YouTube adalah surganya video bagi pencari data. Para pembuat karya dokumenter menampilkan video mereka di situs ini di mana banyak diantaranya berkualitas baik.

5. earthcam.com
Situs ini menampilkan koleksi lengkap mengenai keadaan dunia, secara nyata melalui webcam. Kecanggihan teknologi telah menyertai layanan ini.

6. Travel IQ
Website kuis geografi terbaik di internet, mikrosite dari TravelIPod, komunitas dari travel blogger, memiliki 12 level kesulitan. Anda harus memenuhi standar skor untuk mendapatkan kesempatan naik level.

7. nature.org
Website resmi dari Nature Conservancy, organisasi di Amerika Serikat dengan jutaan anggota serta 720 staf ahli, memiliki otoritas masing-masing dari burung, bendungan dan kehutanan

8. nongabay.com
Tidak seperti blog populer TreeHugger, situng Mongabay ini menampilkan lingkungan dengan kejutan yang tidak biasa. Misalnya saja Interview dengan pegulat anaconda muda.

9. earthshots.org
Website yang tidak menyulitkan dengan tampilan alam terbaik serta pemenang dari kompetisi foto terbaik. Anda bisa mengambil foto dan juga menampilkan di situs itu.

10. Google Public Data
Grafik yang mengesankan dari google.com/publicdata/home mengungkapkan semuanya dari bagaimana populasi planet berkembang hingga emisi CO2 selama kurun 40 tahun ke belakang. Ini seperti permata tersembunyi, namun dengan banyak penelitian dari Google, website ini benar benar mengagetkan

Mudah-mudahan bermanfaat untuk menambah wawasan Anda dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga Anda

Sumber : almagribhy.blogspot.com

Ciri-ciri Anak Kreative
Kreativitas bisa dikatakan ide- ide cemerlang yang muncul dari seseorang sehingga menghasilkan sesuatu bahkan ide tersebut belum tentu terpikir oleh orang lain. Dewasa ini orang-orang kreative sangat dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Katanya sih orang manajemen dan psikolog itu harus kreatif untuk mengangkat perusahaan menjadi lebih baik. Di bawah ini beberapa ciri oarang yang kreatif :

  1. Senang mencoba sesuatu yang baru
  2. Naluri penjelajah besar, penuh rasa ingin tahu
  3. Berani mengambil resiko
  4. Terus bertanya, bersikap kritis terhadap jawaban yang tak memuaskannya
  5. Sering memberi jawaban yang unik terhadap suatu pertanyaan
  6. Senang berimajinasi
  7. Mau mencoba mengerjakan tugas yang sulit
  8. Memiliki rentang perhatian yang panjang
  9. Peka terhadap apa yang dilihat dan dialaminya
  10. Terbuka terhadap masukan dari orang lain

Senin, 08 Februari 2010

KONFERENSI CI+BI MALANG


Direktur SBI & Pimpinan SD BI bersama Pimpinan Al Azhar Serpong Tangerang pada acara Konferensi Nasional CI+BI - Malang Jatim





Direktur SBI & Pimpinan SD BI bersama Ketua Konferensi/SekJen CI+Bi Nasional







Tim Konferensi Nasional CI+BI SD Bina Insani Bogor sedang persiapan




Tim Konferensi Nasional CI+BI SD Bina Insani Bogor menuju kepulangan dalam kereta Bima




KONFERENSI NASIONAL ke - 1
Pengembangan Pendidikan Khusus Untuk Siswa Cerdas/Berbakat Istimewa
Kota Malang, 5 - 8 Pebruari 2010

Tema :
Mengkonstruksi Cetak Biru (blueprint)
Pengembangan Pendidikan Khusus
untuk Siswa CI+BI Indonesia

Asosiasi Penyelenggara, Pengembang dan Pendukung Pendidikan Khusus untuk Siswa Cerdas/Berbajat Istimewa (Asosiasi CI+BI Nasional).

Beberapa Catatan :
  1. Program Inklusi untuk peserta didik cerdas istimewa dan berbakat istimewa merupakan pelayanan pendidikan yang tepat, tidak membuat peserta didik kehilangan jati diri, bahkan akan menjadikan peserta didik memiliki kompetensi yang lengkap dan bisa mengembangkan semua kapasitas kemampuannya yang meliputu kapasitas intelektualnya (IQ), kapasitas emosionalnya (EQ), kapasitas daya juangetos kerja (AQ) dan kapaasitas spiritual (SQ).
  2. Metode pembelajaran dengan laboratorium virtual akan sangat membantu siswa untuk memahami konsep2 dasar ipa dan tidak perlu memakan banyak waktu sehingga sangat cocok untuk siswa perogram CI.
  3. ...






Senin, 01 Februari 2010

KONFERENSI NASIONAL
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KHUSUS UNTUK ANAK CI+BI


Tema :
Mengkonstruksikan Cetak Biru (Bluprint) Pengembangan Pendidikan Khusus Untuk Anak Cerdas/Berbakat Istimewa Indonesia


LATAR BELAKANG

  • Layanan pendidikan untuk anak cerdas/berbakat (CI+BI) telah diupayakan oleh pemerintah sejak tahun 1970-an dengan berbagai nama program,
  • Uraian di atas menunjukkan bahwa kebijakan layanan pendidikan untuk anak CI+BI belum menjadi sebuah suatu program yang berkelanjutan sistemik dan sistematik.
  • Satu-satunya program yang tersedia untuk anak CI+BI hanya program Aksel. Namun program Aksel ini berjalan tidak lepas dari dari pro-kontra. Bahkan sebagian anggota masyarakat ingin program aksel ditutup.
  • Berdasarkan pemikiran di atas, Asosiasi CI+BI Nasional akan mengadakan konferensi nasional yang di arahkan untuk mendisain cetakbiru (blueprint) pengembangan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI Indonesia dalam rentang waktu 25 tahun ke depan.
MATERI KONFERENSI
  1. Kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan khusus untuk anak CI+BI dan penyiapan tenaga pendidikannya
  2. Peningkatan kapasitas untuk keberlanjutan dan kesinambungan p[rogram pendidikan khusus untuk anak CI+BI
  3. Disain dan model pendidikan untuk anak CI+BI
  4. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran untuk program CI+BI
  5. Pemanfaatan IT dalam pembelajaran dan manajemen program CI+BI
  6. Penilaian keberbakatan oleh orang tua
  7. Perspektif baru dalam menilai (assesment) kecerdasan/bajkat istimewa
  8. Perencanaan karir untuk anak CI+BI
  9. Keberbakatan Asynchrony dan Kreativitas
  10. Konseling anak CI+BI

Pembicara :
Beberapa pembicara yang akan terlibat dalam konferensi, antara lain :
  1. Menteri Pendidikan Nasional
  2. Dirjen PMPTK Depdiknas
  3. Anggota Komisi X DPR RI
  4. Direktur Madrasah, Dept. Agama RI
  5. Dekan Fak. Saintek Unair Surabaya
  6. Dekan Fak. Psik Univ. Muhammadiyah Malang
  7. Akademisi, Praktisi, dan masyarakat yang peduli pada pendidikan khusus anak CI+BI

Rabu, 27 Januari 2010

LOKAKARYA CI+BI JAWA BARAT

Hari/Tgl : Rabu, 27 Januari 2010
Tempat : SMA International Islamic Boarding School Republic of Indonesia
Tema : LOKAKARYA TERBATAS LAYANAN PEMBELAJARAN UNTUK ANAK CERDAS
ISTIMEWA & BERBAKAT ISTIMEWA

Latar Belakang
I. Kronologis Pembentukan layanan pembelajaran untuk anak cerdas istimewa dan bakat
Istimewa Sejak tahun 1970-an layanan pembelajaran untuk anak cerdas dan/atau
berbakat (CI+BO) telah diupayaklan oleh pemerintah dengan berbagai nama program,
antara lain :

  • 1974 : Pemberian beasiswa bagi siswa SD, SMP, SMA, SMK yang berbakat dan berprestasi tinggi tetapi lemah kemampuan ekonomi keluarganya.
  • 1982 : Balitbang Dkbud membentuk kelompok kerja pengembangan pendidikan anak berbakat (KKPPAB).
  • 1984 : Balitbang Dikbud menyelenggarakan perintisan pelayanan pendidikan anak berbakat dari tingkat SD, SMP, SMA.]
  • 1993 : Depdikbud menerbitkan kebijakan tentang Sistem Penyelenggaraan Sekolah Unggul (Schools of Excellence)
  • 1998 : Dilakukan ujicoba pelayanan pendidikan bagi anak berpotensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam bentuk program percepatan belajar (akselerasi), pada 2 sekolah.
  • 2000 : Program Percepatan Belajar dicanangkan oleh Mendiknas pada Rakernas Depdiknas menjadi Program Pendidikan Nasional.
  • 2003 : Diterbitkan UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, pasal 5 ayat (4).
  • 2006 : Diterbitkan Permendiknas no. 34/2006 tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik yang memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Di Jawa BArat sampai dengan saat ini, berdasarkan data yang tercatat pada Bidang PLB Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, sekolah yang menyelenggarakan layanan bagi anak cerdas istimewa sebanyak 46 sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang tersebar di 18 kabupaten/kota.
Namun demikiah kenyataan menunjukkan bahwa kebijakan layanan pendidikan untuk anak CI+BI belum menjadi suatu program yang berkelanjutan, sistemik dan sistematik. Pengembangan potensi siswa CI+BI perlu dikembangkan dengan strategi yang sistematis dan terarah. Hal ini perlu dilakukan agar jangan sampai kehilangan kekayaan SDM yang tidak terukur nilainya.Melalui penyelenggaraan pendidikan khusus bagi siswa CI+BI, diharapkan potensi-potensi yang selama ini belum dikembangkan secara optimal, akan tumbuh dan menunjukkan kinerja yang baik. Kondisi ini pada gilirannya akan dapat memberi kontribusi terhadap kehormatan dan nama baik bangsa Indonesia di antara bangsa-bangsa lain di dunia.


II. Aspek Legal Pembentukan layanan Pembelajaran untuk anak cerdas istimewa dan
BakatIstimewa

Pembicara :
  1. Kasie Kurikulum PK/PLK Disdik Jabar (Dr. H. Dadang Rahman, M.Pd.).
  2. Ketua Asosiasi Penyelenggara CI+BI Jawa Barat (Drs. R. Eryanto, M.Pd.).
  3. Pusat Pengkajian Pedagogik UPI (Cepi Triatna, M.Pd.).

Tujuan :
1. Membangun kesamaan persepsi tentang karakteri anak cerdas dan bakat istimewa (CI+BI).
2. Merumuskan model perekrutan (Aspek tes psikologi, kesiapan/komitmen, akademik).
3. Merumuskan model kurikulum (kekhasan KTSP).
4. Merumuskan model sistem pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi).
5. Merumuskan model Pembinaan siswa CI+BI.

Materi :
  • Perspektif perekrutan, kurikulum, pembelajaran, dan penilaian pada sekolah penyelenggaraa program CI+BI.
  • Revitalisasi Organisasi "Asosiasi penyelenggara program layanan pembelajaran untuk anak CI+BI".
  • Penyusunan bahan-bahan program kerja (jangka panjang, menengah, dan tahunan/pendek) Perencanaan kegiatan selanjutnya (follow up).