Jumat, 30 Oktober 2009

PROFIL



TERUS BERINOVASI
'Pendidikan" (Radar Bogor-Sabtu, 31 Oktober 2009/12 Dzulqaidah 1430H)

DIPERCAYA sebagai Kepala SD Bina Insani, tak membuat Mat Ali Karjam menghentikan inovasi dan kreativitasnya dalam mengajar. Malahan, dengan jabatan penting tersebut, Ali mengaku kian tertantang untuk membawa SD Bina Insani meraih banyak prestasi. Apalagi, Ali sudah terbilang lama mengajar di Bina Insani. Untuk itulah, di bawah kepentingannya tahun ini, SD Bina Insani mulai memfasilitasi siswa-siswa luar biasa untuk dipersiapkan menjadi wakil diajang olimpiade maupun berbagai kejuaran.

"Kami memberikan pelayanan khusus untuk siswa yang nanti masuk program Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI)," jelasnya. Bahkan, kata dia, baru-baru ini SD BI juga terpilih sebagai wakil Kota Bogor untuk lomba UKS (unit kesehatan sekolah,red) ditingkat provinsi. "Mudah-mudahan, kita bisa juara untuk lomba UKS sekolah dasar," pungkasnya. (pia) - Radar Bogor.

MENGENAL & MEMAHAMI ANAK CERDAS ISTIMEWA



Si Anak telah mampu membaca sebelum masuk sekolah, perkembangan bahasanya lebih cepat dan baik, begitu pula perbendaharaan katanya lebih banyak, suka mencari tahu jawaban dari "bagaimana" dan "mengapa" tentang sesuatu hal, mampu bekerja mandiri sejak kecil dan melakukan pemusatan perhatian dalam jangka panjang.
Banyak dari kita pernah melihat anak-anak ini : sangat berprestasi dalam satu bidang, tapi juga sangat ketinggalan pada bidang lainnya. Ada pula yang tampak mempunyai kekurangan secara fisik tepi memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat yang luar biasa. Ada juga yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan dalam berkomunikasi tetapi memiliki kekuatan analisa yang sangat baik.
Mereka tergolong anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga penanganan bagi anak-anak gifted, termasuk pendidikannya perlu dilakukan secara khusus. Tanpa layanan pendidikan khusus mereka tidak akan dapat mengaktualisasikan keunggulan potensinya untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Tanpa layanan pendidikan khusus suatu bangsa akan kehilangan aset yang tak ternilai harganya. (Prof. Mulyono Abdurrahman-UNJ)

Ciri-ciri anak giftes
Menurut Dr. Endang Widyorini pakar gifted and talented children -Univ. Soegyapranata
Ciri-ciri anak gifted yaitu : anak telah mampu membaca sebelum masuk sekolah, perkembangan bahasanya lebih cepat dan baik, perbendaharaan katanya lebih banyak, suka mencari tahu jawaban dari "bagaimana" dan "mengapa" tentang sesuatu hal, mampu bekerja mandiri sejak kecil dan melakukan pemusatan perhatian dalam jangka panjang, mempunyai minat yang luas, bervariasi dan mendalam,mempunyai energi yang tinggiberhubungan dan berespon baik terhadap orangtua, guru, dan orang dewasa. Suka berteman dengan anak yang berusia di atasnya, suka mempelajari sesuatu yang baru dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan efisien. Keberbakatan anak gifted bersifat heterogen, artinya, sama seperti anak normal lainnya, bakat setiap anak gifted tentusaja berbeda satu sama lain. Maka upaya pengenalan dan penangannya juga berbeda. Mengalami perkembangan berbeda (uneven development). Mereka cenderung sangat pesat dalam satu aspek tapi pada saat bersamaan ada aspek lain yang terlambat. Anak gifted dipastikan memiliki kesulitan belajar (learning disability).

Pengenalan dini
Setelah mengetahui ciri-cirinya, orang tua selanjutnya harus mengupayakan pengenalan sejak dini. Langkah ini bisadilakukan melalui tes psikologi, mengamati perkembangan anak sejak dinidengan membandingkannya dengananak lain yang seusia dengannya. serta mengamati minat dan kebiasannya.

Pendidikan anak gifted
Anak-anak gifted harus mendapat layanan pendidikan khusus. Pemerintah sendiri telah menjawabnya dengan merintis kelas akselerasi sejak 1998. Dalam perkembangannya kemudian, kelas akselerasidirasakan belum mampu memenuhi layananpendidikan yang dibutuhkan anak-anak cerdas istimewa ini untuk bisa mengoptimalkan potensi diri mereka secara keseluruhan.
Kelas akselerasi tak ubahnya sebuah program eksklusif yang hanya menekankan pada kemampuan kognitif. Kemudian timbul kekhawatiran bahwa anak-anak istimewa ini tidak mampu untuk mengembangkan kemampuan emosional dan kreativitas yang dibutuhkan untuk bisa berkarya danhidup dalam masyarakat. Beberapa pakar pendidikan sepakat bahwa kelas akselerasi yang ada sekarang ini tak lebih dari upaya pemadatan waktu agar anakcerdas istimewa bisa menyelesaikan pendidikan lebih cepat.
Pemerintahpun akhirnya memutuskan untuk mengubah total pelaksanaan kelas akselerasi bagi anak berbakat istimewa mulai tahun lalu 2006 karena dianggap tidakjelas arahnya. Selama ini kelas akselerasi telah dibuka di 130 sekolah reguler dari tingkat TK hingga SMA se Indonesia. Secara keseluruhan jumlah murid yang mengikuti kelas akselerasi mencapai 3000 orang.

Menurut Direktorat Pembinaan SLB pada Dirt PSLB Ditjen Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Depdiknas Ekodjatmiko Sukarso, pedoman pelaksanaan kelas akselerasi akan diubah. Kelas akselerasi bukan sekadar program percepatan tahun bersekolah, melainkan merupakan pengayaan dan pendalaman bagi anak, khususnya untuk Matematika dan IPA. Sekolah yang membuka kelas akselerasi harus menyelenggarakan pembelajaran di kelas berbeda untuk mata pelajaran MIPA. Mata pelajaran lainnya diselenggarakan di kelas reguler. Pembelajaran MIPA juga harus menggunakan pengantar Bahasa Inggris dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Kesimpulan

Pelayanan pendidikan yang mengarah pada inklusivitas rupanya menjadi pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. melalui sekolah inklusif maka anak gifted selain dapat ditumbuhkan semangat sosialnya, juga dapat diarahkan untuk mampu melakukan interaksi sosial dengan lingkungan disekitarnya. tetapi adalah juga tidak bijak bila keinginan untuk mengoptimalkan potensi kecerdasan dan juga keberbakatan seorang anak gifted tidak dibarengi dengan interaksi sosial dengan anggota masyarakat. Karena itu, inklusivitas menjadi solusi paling ampuh untuk meminimalkan munculnya masalah-masalah sosial pada anak gifted.
Menurut Mulyono, inklusif tidaklah sekedar menyatukan anak gifted dengan anak normal lainnya dalam sebuah kelas reguler. Tapi tetap mengedepankan aspek-aspek khusus yang harus diberikan kepada anak gifted, sebab walau bagaimanapun mereka tidaklah normal. "Men
gintegrasikan anak dengan kebutuhan khusus bersama anak lain pada umumnya dalam suasana kompetitif yang tidak sehat adalah ibarat memasukkan anak domba ke kandang singa'"

Rabu, 28 Oktober 2009

SD BI FASILITASI SISWA ISTIMEWA


Sukses dengan penyelenggaraan program akselerasi, SD Bina Insani kembali membuka "program baru" untuk memfasilitasi siswa istimewa. Program tersebut dinamai CI+BI (Cerdas Istimewa dan/atau Bakat Istimewa) kata Kepala SD Bina Insani Mat Ali Karjam., pihaknya memberi fasilitas kepada anak-anak istimewa atau luar biasa, "Sesuai namanya, siswa cerdas, khususnya dalam mata pelajaran sains dan matematika atau berbakat diluar akademik, akan dibina untuk disiapkan dan diarahkan ke ajang-ajang olimpiade", jelas Ali.
Bahwa CI+BI berbeda dengan kelas akselerasi, yang memang secara rutin mendapat materi supercepat. "Siswa yang mengikuti CI+BI, bisa dari kelas reguler dan tidak dipaksa. Kita memberi pengayaan dengan fasilitas dan waktu khusus kepada anak-anak luar biasa tersebut".
Selain wadah pembinaan untuk ajang perlombaan atau olimpiade, siswa yang mengikuti program CI+BI juaga diharapkan bisa menjadi tutor sebaya bagi teman sekelasnya.
Penjaringan siswa CIBIsudah dimulai sejak anak duduk di kelas. "Sejauh ini kita masih pada tahap observasi yang akan berjalan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan seleksi psikotes," Meski mendapat fasilitas dan waktu khusus, siswa yang mengikuti program CI+BI tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa di kelas reguler. "Karena mereka memang siswa reguler namun memiliki prestasi dan kompetisi di atas rata-rata," papar Ali.
Di samping menjadi tutor sebaya, mereka yang difasilitasi melalui CI+BI ini diharapkan memiliki kreativitas dan komitmen/tanggung jawab tinggi sebagai wakil sekolah dalam mengikuti ajang olimpiade sesuai kompetensinya. "Jadi ini semacam wadah pembinaan dini dan regenerasi dari juara-juara olimpiade siswa SD Bina Insani sebelumnya."
Agar ketika ada ajang olimpiade tingkat kota, propinsi, nasional dan internasional, SD BI sudah siap dan tidak mengirim siswa yang instan. Mereka benar-benar diasah dengan layanan terarah dan berkesinambungan. Kita juga bekerjasama dengan pihak ketiga dalam enrichmen Sains dan Matematika yakni dengan Macht and scince club (MSC)," tukasnya (pia)

SD BI MEMBUKA PROGRAM PDCI


Sukses dengan penyelenggaraan program akselerasi, SD Bina Insani kembali membuka program baru untuk memfasilitasi siswa istimewa. Program tersebut dinamai CIBI (Cerdas Istimewa Bakat Istimewa) kata Kepala SD Bina Insani Mat Ali K., pihaknya memberi fasilitas kepada anak-anak istimewa atau luar biasa, "Sesuai namanya, siswa cerdas, khususnya dalam mata pelajaran sains dan matematika atau berbakat diluar akademik, akan dibina untuk disiapkan dan diarahkan ke ajang-ajang olimpiade", jelas Ali.
Bahwa CIBI berbeda dengan kelas akselerasi, yang memang secara rutin mendapat materi supercepat. "Siswa yang mengikuti CIBI, bisa dari kelas reguler dan tidak dipaksa. Kita memberi pengayaan dengan fasilitas dan waktu khusus kepada anak-anak luar biasa tersebut".
Selain wadah pembinaan untuk ajang perlombaan atau olimpiade, siswa yang mengikuti program CIBI juaga diharapkan bisa menjadi tutor sebaya bagi teman sekelasnya.
Penjaringan siswa CIBIsudah dimulai sejak anak duduk di kelas. "Sejauh ini kita masih pada tahap observasi yang akan berjalan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan seleksi psikotes," Meski mendapat fasilitas dan waktu khusus, siswa yang mengikuti program CIBI tetap mengikuti pembelajaran seperti biasa di kelas reguler. "Karena mereka memang siswa reguler namun memiliki prestasi dan kompetisi di atas rata-rata," papar Ali.
Di samping menjadi ttttutor sebaya, mereka yang difasilitasi melalui CIBI ini diharapkan memiliki kreativitas dan tanggung jawab tinggi sebagai wakil sekolah dalam mengikuti ajang olimpiade sesuai kompetensinya. "Jadi ini semacam wadah pembinaan dini dan regenerasi dari juara-juara olimpiade siswa SD Bina Insani sebelumnya."
Agar ketika ada ajang olimpiade tingkat kota, propinsi, nasional dan internasional, SD BI suadah siap dan tidak mengirim siswa yang instan. Mereka benar-benar diasah dengan layanan terarah dan berkesinambungan. Kita juga bekerjasama dengan pihak ketiga yakni Klinik Pendidikan MIPA dan Macht scince club (MSC)," tukasnya (pia)

Selasa, 27 Oktober 2009

PENYELENGGARAAN CI KELAS INKLUSIF


Penyelenggaraan layanan pendidikan yang variatif sesungguhnya dilatar belakangi oleh keinginan menyuguhkan corak layanan pendidikan yang mampu mejangkau kebutuhan individu dan kontektual. Dia menegaskan bahwa pembelajran bukan hanya difokuskan pada focus on presenting material tetapi diarahkan pada focus on making sure that learner's needs are met (1999:19)
Mendasar pada paradigm ini maka penyelenggaraan akselerasi sangat dimungkinkan dilaksanakan secara individual dan diterapkan pada situasi kelas reguler. Pelaksanaan akselerasi bidang studi tertentu dengan demikian dapat dilaksanakan bersamaan secara inklusi dalam kelas reguler.

1. MEKANISME PENYELENGGARAAN CI DALAM KELAS INKLUSIF

Pada dasarnya model CI ini adalah pembelajaran individu sehingga keragaman belajar setiap peserta didik tidak terhalang oleh sistem manajemen sekolah atau kelas. Jangan sampai kemajuan dan kecepatan penguasan bidang studi terhambat karena adalanya sistem yang tidak membolehkan seseorang peserta didik melaju melampaui rombongan belajarnya. Model CI ini dengan demikian membebaskan siswa berpeluang melaju kencang sesuai dengan kemampuan dalam mata pelajaran yang ditetapkan sebagai mata pelajaran yang diakselerasikan.
Setiap mata pelajaran akan disediakan jejak rekam visual sendiri yang di dalamnya memuat nama siswa dan urutan pokok bahasan. Secara tradisional jejak rekam dapat diujudkan dalam bentuk table yang dituliskan dalam kertas manila yang ditempel di dinding kelas, namun dapat menggunakan jejak rekam ber-IT dengan komputer.
Model CI ini guru harus menyediakan acuan yang harus dirujuk untuk mengkaji pokok bahasan dari berbagai sumber misalnya melalui internet. Berdasarkan pokok bahasan yang dilengkapi acuan, peserta didik akan melaju menguasai materi pokok bahasan secara individu.



2. SELEKSI PESERTA DIDIK DALAM KEIKUTSERTAAN
PROGRAM AKSELERASI


- Fungsi seleksi bukan untuk menentukan pengelompokkan peserta didik dalam kelas khusus
akselerasi tetapi digunakan untuk menentukan siapa peserta didik dalam kelas reguler yang
diberikan layanan pendidikan dalam program CI.
- Dalam model penyelenggaraan CI ini memang tidak ada kelas yang dipisahkan secara
permanen dalam kelas khusus.
- Harus ada pedoman yang disepakati tentang Grade seperti apa yang dijadikan treshold untuk
menentukan peserta didik masuk atau tidak dimasukkan dalam penyelenggaraan CI.
- Pedoman persyaratan penyelenggaraan CI memuat ketentuan yang terkait dengan level status
peserta didik dalam ability, intelektual maupun mental psikologi
- Melakukan percepatan atau pengayaan bidang studi dengan memberikan peluang secara adil
kepada semua peserta didik. (Ped. PD CI -68-)
- Model pelaksanaan program akselerasi bidang studi yang dikembangkan dalam corak CI
adalah menggunakan content oriented approach yaitu pengayaan mata pelajaran tertentu yang
disepakati (Matematika, IPA). (Ped. PDCI-68-)
- Penyelenggaraan pembelajaran model ini memang tidak menutup kemungkinan terjadi grade skipping bagi peserta didik yang mengikuti program CI jenis ini, namun peluang untuk melakukan skipping hanya diperbolehkan dalam tingkatan mata pelajaran sehingga waktu pembelajaran tetap seperti reguler yaitu 6 tahun. (Ped. PDCI -71-)
- Terbuka peluang peserta didik gifted di SD mengambil di kelas di atasnya atau di sekolah di atasnya dalam mata pelajaran tertentu
- Penyusunan kurikulum difensiasi. Penyusunan dan pengembangan kurikulum bagi peserta didik gifted lebih merupakan upaya mencari keseimbangan antara cakupan isi (content) dengan strategi intruksional bukan mencari kecocokan. (Ranzulli, 2007:298 - Ped. PDCI-72-)

3. Peserta Didik

- Jumlah peserta didik pendidikan khusus PDCI/BI untuj setiap kelas sebanyak-banyaknya 20 orang.
- Peserta didi SD dapat berusia di luar batas usia yang berlaku bagi peserta didik biasa dan/atau dapat dilakukan atas dasar rekomendasi tertulis dari psikolog.
- Proses penerimaan peserta didik harus bersifat objektif, transparan, akuntabel dan dilakukan seleksi secara ketat, dengan menerapkan tahapan sebagai berikut :
  1. Seleksi administrasi Hasil Ujian Nasional dari sekolahj sebelumnya dengan nilai rata2 8,0. Tes kemampuan akademik, dengan nilai rata2 8,0
  2. Psikologis Diberikan tes yang dilakukan secara individual, yaitu tes inteligensi, tes kreativitas, dan skala Task commitment

MENGAJAR PDCI


BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA ?

Judul: BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA ?
STUDENTS & LEARNING.E-mail (Penulis): imam wibawa mukti,s.pd.(Guru SMP Taruna Bakti)

Dalam kegiatan mengajar, keberadaan siswa cerdas istimewa sering terabaikan. Hal ini disebabkan ketidakpahaman guru maupun sekolah dalam mengidentifikasi, memahami dan mengetahui berbagai hal tentang keberadaan siswa cerdas istimewa.

CERDAS ISTIMEWA?

Menurut Renzuli, anak cerdas istimewa adalah anak yang memiliki tiga komponen diatas rata-rata teman sebaya, yaitu Intellegence Quotient lebih dan sama dengan 130,Task Comitment dan Creativity Quotient diatas rata - rata (3). Dengan alat ukur ini maka siswa berhak mendapatkan pelayanan pendidikan khusus yang bersifat individual untuk lebih memaksimalkan kemampuan mereka. Masalahnya muncul karena masih banyak guru yang belum mengenal karakteristik anak cerdas istimewa dan bentuk pelayanan yang tepat untuk memaksimalkan potensi terpendam mereka. (amanat Undang-undang No.2 Th 1989 tentang Sisdiknas pasal 24 ayat 6 dan Undang-undang Sisdiknas No.20 Th 2003 pasal 5 ayat 4).

Guru dapat melakukan pengamatan dini dengan memperhatikan beberapa karakteristik seperti diatas. Beberapa karakteristik lainnya diantaranya adalah seperti yang diungkap Prof. Dr. S.C. Utami Munandar yaitu mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat. Namun selain karakteristik positif diatas, anak cerdas istimewa juga memiliki karakter negatif diantaranya tidak sabaran, tidak suka campur tangan orang lain, tidak suka hal yang rutin, sensitif dan menyukai berpikir kompleks.

BAGAIMANA MEMPERLAKUKAN MEREKA?

Karena mendapatkan pelayanan khusus merupakan hak mereka, maka semua sekolah wajib melakukan perbaikan dan pembenahan dalam menangani anak cerdas istimewa. Memang ada beberapa sekolah yang melaksanakan program akselerasi sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak cerdas istimewa, namun keberadaan mereka yang mungkin ada di setiap populasi (hasil penelitian menyebutkan 2 - 5 % dari jumlah populasi potensial cerdas istimewa) masih belum dapat merasakan pelayanan yang tepat, maka semua sekolah wajib memberikan layanan kepada mereka dengan maksimal.

Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan pendampingan pendidikan kepada anak cerdas istimewa diantaranya adalah :

Pertama, kurikulum yang dipakai adalah kurikulum nasional dan lokal yang telah dimodifikasi dengan memasukan unsur pengayaan, pendalaman dan pemilihan materi essensi sehingga kurikulum dapat bersifat fleksibel dan mampu merangsang daya kreatif siswa. Kurikulum ini disebut dengan kurikulum berdiferensiasi. Guru dituntut untuk dapat melakukan rekayasan kurikulum secara cerdas sehingga memungkinkan guru dan siswa melakukan improvisasi dalam kegiatan belajar.

Kedua, metode pembelajaran. Karena karakteristik anak cerdas istimewa salah satunya adalah cepat bosan dan senang melakukan proyek sendiri, maka guru dituntut untuk kreatif dan cepat tanggap terhadap tingkat kebutuhan siswa. Siswa cerdas istimewa cenderung mudah bosan dengan materi yang bersifat hapalan dan banyak menulis. Memberikan tugas atau proyek dengan skala besar dan membutuhkan perhatian yang ekstra dan menantang sangat digemari mereka. Misalnya menugaskan siswa untuk mempersiapkan materi tertentu untuk kemudian mereka presentasikan di depan teman-temannya.

Ketiga, evaluasi. Evaluasi siswa cerdas istimewa harus dibedakan dengan siswa lainnya. Untuk mereka guru tidak bisa hanya menggunakan satu jenis tes seperti "pen and paper test". Guru bisa menguji mereka dari kemampuan presentasi, cerita, pentas drama, proyek, lisan, quiz atau membaca buku dengan bobot nilai diperlakukan dengan ulangan harian. Untuk memberi score pun lebih baik tidak terpaku pada angka 100, namun guru dapat memberikan nilai 120 atau 130 apabiila siswa mampu memberi jawaban lebih dari yang diharapkan. Hal ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk meraih nilai optimal.

PENUTUP

Akhirnya, bagaimanapun sekolah dan guru harus mampu memberikan layanan pada siswa cerdas istimewa karena itu adalah hak bagi mereka. Juga keberadaan mereka yang selama ini termarginalkan dapat lebih eksis dan mampu menjadikan diri mereka sebagai asset bangsa di masa depan.

Pelayanan kepada siswa cerdas istimewa ini pun sejalan dengan program pendidikan inklusi yang memberikan perlakukan sama kepada semua siswa dengan berbagai ciri dan karakter yang berbeda di semua sekolah.

Imam Wibawa Mukti,S.Pd (Sekretaris Resource Center Keberbakatan Jawa Barat)

WORKSHOP FORUM KOMUNIKASI PROGRAM AKSELERASI SISWA CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA
Senin,02 Juni 2008 09:01

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa DEPDIKNAS telah menyelenggarakan Workshop Forum Komunikasi Program Akselerasi Siswa Cerdas Istimewa dan Bakat Istimewa di Hotel Grand Mahkota, Pontianak, Kalimantan Barat, pada akhir Mei 2008. Workshop diikuti oleh Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta terpilih, sekolah rintisan bertaraf internasional, sekolah percontohan dengan program akselerasi, Institusi dan lembaga pembelajaran sains dan ICT (Information and Communication Technology), serta PP IPTEK yang diwakili oleh Feti Anita, staf Pengembang Program.

Sesuai tujuannya, Workshop membahas 6 program khusus, antara lain : Mensosialisasikan kebijakan pembinaan pendidikan bagi sekolah penyelenggara program akselerasi Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa (CI/BI); Menjaring aspirasi untuk kebijakan dan pembinaan pendidikan akselerasi CI/BI secara menyeluruh; Menyusun rencana strategis pengembangan pendidikan untuk peserta didik yang mempunyai potensi cerdas dan bakat istimewa; Membuat program kerja kelompok kerja pusat dan daerah; Identifikasi dan pemetaan peserta didik CI/BI di Provinsi dan daerah; dan Menyusun desain awal kurikulum berdiferensiasi.

PP IPTEK menyarankan dalam workshop ini agar network yang sudah terbentuk secara nasional disinergikan pula dengan program-program sejenis yang bertaraf internasional, serta dimanfaatkannya program dan alat peraga inter-aktif di PP IPTEK sebagai rujukan pengembangan bakat dan kreativitas bagi siswa cerdas istimewa / bakat istimewa (PP IPTEK)